Pada las oksi asetilen, panas dihasilkan dari reaksi pembakaran antara gas acetylene dengan oksigen. Nyala yang dihasilkan terdiri dari 2 daerah/zona, yaitu :
1. Daerah pembakaran primer (primary combustion) menghasilkan panas sekitar 1/3 dari total panas pembakaran sempurna.
C2H2 + O2 (silinder) = 2CO + H2
2. Daerah pembakaran sekunder yang terjadi setelah pembakaran primer berlangsung.
2CO + O2 (atmosfir) = 2CO
H2 + ½ O2 (atmosfir) = H2O
Sifat-sifat nyala :
1. Netral
Jika jumlah gas C2H2 dan O2 sesuai dengan perbandingan stoichiometry.
2. Reduksi
Jika terjadi kelebihan C2H2 sehingga terjadi pembakaran tak sempurna. Nyala api ini biasanya digunakan untuk pengelasan alumunium, magnesium dan untuk mencegah lepasnya karbon (decarburization) pada baja karbon tinggi.
3. Oksidasi
Jika terlalu banyak oksigen terjadi pembakaran tak sempurna. Nyala ini biasanya digunakan unsur-unsur yang mudah menguap waktu pengelasan seperti zinc atau kuningan (paduan Cu-Zn) melalui pembentukan lapisan oksida.
Kelebihan dari pada las oksi asetilen adalah sebagai berikut :
Peralatan lebih sederhana, murah dan mudah dipindah (portable) sehingga banyak digunakan untuk tujuan pemeliharaan (maintenance) dan reparasi repair.
Disamping memiliki kelebihan, las oksi asetilen juga mempunyai kelemahan atau kekurangan yaitu antara lain :
Karena masukan panas (heat input) dan kecepatan pengelasan rendah sedangkan harga (q/v) tinggi maka daerah terpengaruh panas atau heat affected zone (HAZ) menjadi lebar dan terjadi perubahan dimensi (distorsi).